Pernahkah Anda merasa bingung ketika membaca sebuah aturan baru dari regulator? Judulnya panjang, pasalnya berlapis, dan bahasanya kadang terasa lebih cocok untuk ahli hukum ketimbang praktisi lapangan. Nah, hal yang sama juga banyak dirasakan ketika POJK 12/2024 tentang Penerapan Strategi Anti-Fraud resmi diberlakukan.
Padahal, kalau kita mau jujur, inti dari POJK ini sederhana: mencegah fraud sejak dini, mendeteksi lebih cepat, dan memastikan bisnis keuangan tetap sehat berjalan.
Bayangkan fraud seperti kebocoran kecil di atap rumah. Kalau tidak cepat diperbaiki, lama-lama bisa merembet, merusak plafon, bahkan membuat rumah tak nyaman ditinggali. Sama halnya dengan fraud di sektor keuangan — kecil di awal, tapi kalau dibiarkan bisa jadi krisis besar.
Nah, tulisan ini saya susun bukan untuk menambah kerumitan, melainkan justru membantu Anda – para praktisi lapangan dan manajer menengah – memahami POJK 12/2024 dengan cara paling sederhana. Kita akan bedah bersama, langkah demi langkah, bagaimana aturan ini bisa diterapkan tanpa ribet namun tetap efektif.
- Kenapa POJK 12/2024 Penting untuk Dipahami Praktisi
Mari kita jujur sebentar. Banyak aturan lahir dengan semangat baik, tapi di lapangan sering jadi “dokumen wajib simpan” saja. Dibaca sekilas, ditandatangani, lalu disimpan di laci.
Padahal, POJK 12/2024 lahir bukan sekadar untuk menambah tumpukan aturan. OJK jelas punya alasan kuat: fraud di sektor jasa keuangan itu nyata, berulang, dan seringkali muncul justru dari area yang dianggap “sudah aman”. Sebagai praktisi lapangan atau manajer menengah, posisi Anda ibarat garda depan. Anda yang pertama kali melihat ada transaksi janggal, perilaku karyawan yang mencurigakan, atau pola nasabah yang tidak biasa. Artinya, Anda juga yang paling bisa mencegah fraud sejak dini sebelum membesar. Coba bayangkan seperti ini:
-
- Direksi adalah nahkoda kapal.
- Anda di lapangan adalah awak yang menjaga mesin dan layar.
Kalau ada kebocoran kecil di badan kapal, siapa yang pertama kali tahu? Tentu saja awaknya. Kalau laporannya lambat atau abai, bisa-bisa kapal tenggelam meski nahkodanya hebat.
Itulah kenapa POJK ini sangat menekankan peran semua level organisasi. Bukan hanya soal top-down, tapi bagaimana kebijakan anti-fraud benar-benar hidup di setiap unit kerja.
- Apa Sebenarnya Isi POJK 12/2024?
Kalau kita baca dokumen resminya, mungkin terasa kaku: pasal, ayat, kewajiban. Tapi mari kita sederhanakan:
POJK 12/2024 sebenarnya bicara tiga hal besar:
-
- Pencegahan→ bagaimana lembaga keuangan memastikan sistemnya cukup kuat agar peluang fraud sekecil mungkin. Ini termasuk punya pedoman, aturan main, dan edukasi karyawan.
Analogi gampangnya: sama seperti kita pasang pagar dan kunci rumah yang baik sebelum ada pencuri masuk.
-
- Deteksi→ mekanisme untuk cepat tahu kalau ada gejala fraud. Bisa lewat sistem IT, laporan whistleblowing, atau audit internal.
Bayangkan seperti alarm rumah. Kalau ada yang coba bobol pintu, kita langsung tahu sebelum keburu hilang barang.
-
- Tindak Lanjut & Penegakan→ saat fraud ketahuan, jangan berhenti di “wah, ada kasus”. Harus jelas siapa yang bertanggung jawab, bagaimana investigasi dilakukan, dan apa langkah pemulihannya.
Sama seperti kalau rumah kebobolan, kita bukan cuma teriak, tapi juga lapor polisi, perbaiki pintu, dan pastikan kejadian tidak terulang.
Nah, yang sering dilupakan adalah: aturan ini tidak hanya untuk menutup risiko, tapi juga menjaga kepercayaan nasabah dan keberlanjutan bisnis.
Karena sekali lembaga keuangan dicap “lemah terhadap fraud”, butuh waktu lama untuk pulihkan reputasi. Jadi, saat OJK mengeluarkan aturan ini, pesan yang ingin ditekankan ke semua praktisi adalah:
“Jangan tunggu direksi yang bergerak dulu, Anda yang di lapangan harus aktif menghidupkan aturan ini.”
- Strategi Praktis Penerapan POJK 12/2024 di Lapangan
Aturan bagus, tapi seringkali pertanyaan praktisi adalah: “Oke, tapi harus mulai dari mana?”
Nah, supaya tidak bingung, mari kita buat langkah-langkahnya dalam bahasa yang gampang:
-
- Mulai dari Peta Risiko Fraud
-
-
- Jangan langsung buat program besar. Mulailah dengan memetakan: risiko fraud apa yang paling rawan di unit Anda?
- Misalnya: pemalsuan dokumen kredit, penyalahgunaan limit transaksi, atau penyuapan di proses klaim.
- Dengan peta ini, Anda bisa fokus. Ibarat dokter, tahu dulu penyakit utamanya sebelum kasih obat.
-
-
- Buat Pedoman Internal yang Ringkas
-
-
- Banyak lembaga hanya meng-copy aturan OJK. Hasilnya tebal, susah dipahami, akhirnya tidak ada yang baca.
- Pedoman di level unit sebaiknya singkat, jelas, dan ada contoh.
- Contoh sederhana: “Setiap transaksi di atas Rp 100 juta wajib diverifikasi oleh dua orang pejabat berbeda.”
-
-
- Bangun Sistem Deteksi Dini
-
-
- Bisa sederhana, misalnya: laporan bulanan yang menampilkan transaksi tidak biasa.
- Kalau lebih maju, gunakan sistem IT dengan indikator red flag otomatis.
- Ingat, deteksi dini lebih murah daripada pemulihan setelah fraud besar terjadi.
-
-
- Siapkan Jalur Pelaporan Aman (Whistleblowing)
-
-
- Karyawan sering tahu lebih cepat ada kejanggalan, tapi takut bicara.
- Sistem pelaporan yang anonim dan dilindungi adalah kunci.
- Tanpa ini, kita seperti punya alarm tapi dimatikan volumenya.
-
-
- Pastikan Respons Cepat dan Tegas
-
-
- Jangan biarkan kasus fraud “menggantung”. Begitu ada indikasi, tunjuk tim investigasi yang jelas.
- Tindak cepat bukan hanya soal hukum, tapi juga sinyal kuat ke karyawan lain: “Fraud tidak ada ampun di sini.”
-
-
- Uji Coba dan Evaluasi
-
- Strategi pencegahan fraud tidak sekali jadi. Uji coba, evaluasi, lalu perbaiki.
- Ingat, fraud juga ikut berevolusi. Cara hari ini bisa kedaluwarsa besok.
- Tantangan dan Tips Menghadapi Hambatan di Lapangan
Dalam praktik, penerapan POJK 12/2024 seringkali tidak semulus di atas kertas. Ada beberapa hambatan klasik yang muncul, terutama di level praktisi dan middle management. Mari kita bahas satu per satu, plus tips untuk mengatasinya:
-
- “Ini aturan pusat, bukan urusan saya.”
-
-
- Tantangan: banyak karyawan merasa aturan fraud prevention hanya urusan unit kepatuhan.
- Tips: ubah narasi. Tekankan bahwa fraud di satu unit kecil bisa menghancurkan reputasi seluruh lembaga.
Contoh:kasus kredit fiktif di cabang bisa bikin headline nasional.
-
-
- Keterbatasan sumber daya.
-
-
- Tantangan: “Kami hanya punya sedikit orang, bagaimana bisa bikin sistem secanggih OJK minta?”
- Tips: mulai dari hal kecil tapi konsisten. Lebih baik ada checklist sederhana yang jalan tiap minggu, daripada sistem mahal yang tidak pernah dipakai.
-
-
- Budaya enggan melapor.
-
-
- Tantangan: bawahan takut dicap “tidak solid” kalau melaporkan rekan sendiri.
- Tips: bangun budaya positif. Tekankan bahwa melapor itu bagian dari menjaga bisnis tetap sehat, bukan menjatuhkan teman.
-
-
- Tekanan target bisnis.
-
-
- Tantangan: fraud kadang muncul karena target penjualan yang terlalu agresif.
- Tips: manajemen harus menyeimbangkan insentif dengan kontrol. Jangan sampai “mengejar angka” membuka celah perilaku curang.
-
-
- Kurang dukungan manajemen puncak.
-
-
- Tantangan: tanpa komitmen direksi, aturan hanya berhenti di kertas.
- Tips: praktisi bisa menyajikan kasus nyata dan potensi kerugian jika fraud tidak dicegah. Angka kerugian biasanya lebih “bicara” daripada laporan tebal.
-
- Penutup: Dari Regulasi ke Aksi Nyata
Pada akhirnya, POJK 12/2024 bukanlah sekadar dokumen tebal yang harus dipajang di rak kantor. Aturan ini hadir untuk melindungi kita semua—mulai dari karyawan, manajemen, sampai masyarakat yang mempercayakan uangnya pada lembaga keuangan.
Jika kita melihat lebih dekat, kunci dari penerapannya bukan terletak pada seberapa lengkap aturan ditulis, tapi seberapa serius kita menjadikan pencegahan fraud sebagai bagian dari budaya kerja sehari-hari.
Bagi praktisi lapangan dan middle management, justru di tangan Andalah efektivitas aturan ini benar-benar ditentukan. Karena di level Anda lah keputusan-keputusan kecil sehari-hari dibuat—apakah laporan aneh segera ditindaklanjuti, apakah kontrol sederhana dijalankan, atau apakah budaya saling mengingatkan dibangun.
Maka, mari kita sederhanakan menjadi tiga langkah nyata:
-
- Pahami aturannya dengan cara yang relevan untuk unit Anda.Tidak perlu menghafal pasal, cukup tahu apa arti praktisnya bagi pekerjaan sehari-hari.
- Mulai dari hal kecil tapi konsisten.Checklist sederhana, laporan ringkas, atau rapat singkat mingguan bisa jadi pondasi kuat.
- Bangun komunikasi terbuka dengan manajemen puncak.Jangan ragu melaporkan hambatan, karena strategi pencegahan fraud hanya akan berhasil jika didukung penuh dari atas.
POJK 12/2024 bisa jadi terlihat rumit di awal, tapi kalau kita pecah jadi langkah sederhana, hasilnya justru bisa membuat pekerjaan lebih ringan, bisnis lebih sehat, dan risiko fraud makin kecil.
Jadi, pertanyaannya sekarang bukan lagi “apa yang harus dilakukan?”—karena jawabannya sudah ada di depan mata. Pertanyaan yang lebih penting adalah:
👉 “Apakah Anda siap memulainya dari hari ini, dengan cara paling sederhana yang bisa Anda lakukan?”
“Tulisan ini tentu hanya memberi gambaran sederhana. Kalau Anda ingin mendalami POJK 12/2024 lebih detail—baik untuk kebutuhan unit kerja maupun strategi organisasi—jangan ragu untuk menghubungi kami. Kami siap membantu agar penerapannya tidak ribet, tapi justru membuat bisnis Anda lebih sehat dan terlindungi dari risiko fraud.”