Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah mengubah lanskap bisnis dan audit secara radikal. Di satu sisi, AI membuka peluang besar dalam mendeteksi anomali, mengotomatiskan analisis data, dan mempercepat investigasi fraud. Namun di sisi lain, teknologi ini juga menjadi alat canggih yang bisa disalahgunakan untuk melakukan fraud secara lebih sistematis, tersembunyi, dan sulit dideteksi.
Inilah paradoks AI dalam konteks fraud — teknologi yang dapat menjadi pedang bermata dua, tergantung siapa yang mengendalikannya.
AI Sebagai Alat Deteksi Fraud yang Kuat
Banyak organisasi kini mengintegrasikan teknologi AI untuk:
- Menganalisis transaksi secara real-time
- Mendeteksi pola anomali dalam big data
- Melakukan text analytics pada e-mail, chat, dan dokumen kontrak
- Mengidentifikasi red flag perilaku karyawan melalui machine learning
Contoh konkret adalah penggunaan algoritma anomaly detection untuk mendeteksi transaksi tidak biasa dalam sistem keuangan, atau chatbot cerdas untuk menelusuri jejak komunikasi internal yang berpotensi mengarah pada kolusi atau penyalahgunaan wewenang.
AI juga digunakan dalam continuous auditing, di mana audit dilakukan secara otomatis dan berkesinambungan tanpa harus menunggu akhir periode.
Namun, AI Juga Dipakai untuk Melakukan Fraud
Kemampuan AI yang luar biasa juga menarik perhatian pelaku kejahatan:
- Deepfake untuk manipulasi suara dan video, yang bisa digunakan untuk menyamar sebagai eksekutif perusahaan dan memberi perintah palsu.
- Pemalsuan dokumen otomatis, di mana AI menghasilkan invoice atau laporan fiktif yang sangat meyakinkan.
- Serangan AI-based phishing (spear phishing) yang lebih personal dan sulit dikenali, dengan memanfaatkan data digital korban secara presisi.
- Manipulasi sistem scoring, misalnya dalam pinjaman digital atau proses seleksi pengadaan.
Dalam kasus tertentu, bahkan fraudulent bots mampu memanipulasi data dalam sistem internal secara otomatis, dan dengan kecepatan yang tidak mampu dilawan oleh sistem pengawasan manual.
Tantangan dan Tanggung Jawab Profesi Audit
Fenomena ini menuntut auditor, investigator, dan risk manager untuk:
- Meningkatkan literasi teknologi dan pemahaman AI
- Mengembangkan sistem fraud detection berbasis data science
- Mengadopsi pendekatan audit yang lebih proaktif dan adaptif
- Mengawasi penggunaan AI oleh pihak internal agar tidak disalahgunakan
Peran auditor kini tidak lagi sekadar memverifikasi dokumen atau angka, tetapi juga harus mengawasi logika di balik sistem otomatisasi dan mengevaluasi apakah algoritma yang digunakan organisasi tetap patuh pada prinsip integritas dan transparansi.
LPFA Mendorong Kesiapan Auditor di Era AI
Lembaga Pengembangan Fraud Auditing (LPFA) menyadari bahwa era AI memerlukan paradigma baru dalam audit investigatif dan pengendalian fraud. Oleh karena itu, kami mendorong:
- Pelatihan audit digital dan forensic analytics
- Pemahaman etika dalam penggunaan AI
- Pembentukan kebijakan penggunaan teknologi yang aman dan bertanggung jawab
- Kolaborasi antara auditor, data scientist, dan tim IT Security
AI bukan sekadar alat. Ia adalah entitas teknologi yang bisa memperkuat sistem deteksi fraud, sekaligus membuka celah baru bagi fraud generasi berikutnya. Siapa yang memanfaatkannya dengan bijak — dialah yang akan menang.
LPFA hadir untuk memastikan para profesional di bidang audit dan manajemen risiko tidak tertinggal dalam transformasi ini. AI bisa jadi sekutu atau musuh — tergantung dari seberapa siap kita.
LPFA – Membangun Kapasitas, Menjaga Integritas.
Daftar Sumber dan Referensi:
- Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
- ACFE. (2024). Report to the Nations: 2024 Global Study on Occupational Fraud and Abuse. https://www.acfe.com
- Gartner Research
- Gartner. (2023). Top Strategic Technology Trends for 2023–2025. https://www.gartner.com/en
- PwC – Global Economic Crime and Fraud Survey
- PwC. (2022). Fighting fraud: A never-ending battle. https://www.pwc.com
- Harvard Business Review
- West, S. & Allen, D. (2023). AI and the New Era of Financial Crime. Harvard Business Review.
- MIT Technology Review
- Knight, W. (2023). How Fraudsters are Weaponizing AI — and What We Can Do About It.
- Journal of Forensic and Investigative Accounting
- Curtis, M. & Payne, E. (2023). Artificial Intelligence in Fraud Detection: Opportunities and Limitations.
- Europol & INTERPOL Joint Report
- Europol. (2023). Facing the Future: AI and Criminal Exploitation of Emerging Technologies.
- Supported by ChatGPT