Tantangan bagi setiap organisasi masa kini, adalah bagaimana organisasi dapat secara cepat dan tepat mampu mendeteksi, menghentikan dan menganalisis bilamana telah terjadi suatu penyalahgunaan teknologi informasi (TI). Hal tersebut sangat tidak mudah dilakukan karena berbeda dengan kejahatan konvensional, jejak dari suatu penyalahgunaan teknologi informasi (TI) pada umumnya hanya tersedia dalam bentuk informasi digital yang bersifat:
- Mudah berubah (disengaja atau tidak disengaja), sehingga informasi yang dapat dijadikan bukti terjadinya pelanggaran dapat hilang.
- Bisa dihapus, disamarkan dan disembunyikan dengan teknik-teknik yang relatif tersedia di internet sehingga upaya untuk mendapatkan informasi tentang terjadinya suatu pelanggaran menjadi bertambah sulit.
Data yang sangat banyak dengan format dan isi yang beragam, dalam bentuk digital ini tentunya memperkecil kemungkinan untuk bisa secara efektif dilakukan pemeriksaan secara manual. Untuk itu, perlu dilakukan pemeriksaan (audit) secara digital forensik. Disamping itu, Penerapan strategi anti fraud memiliki peranan sangat penting menjaga dan mengamankan kegiatan usaha atas suatu entitas/korporasi merupakan salah satu komponen dalam memperkuat sistem pengendalian intern.
Salah satu langkah preventif mencegah timbulnya tindak kecurangan/fraud adalah dengan menerapkan prinsip strategi anti fraud (SAF). Dengan demikian, maka setiap pihak akan merasa di awasi dalam tugasnya serta pihak lain juga akan merasa di awasi juga.
Lembaga Pengembangan Fraud Auditing (LPFA) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menyelenggarakan Training Code of Conduct – Ethics, Cyber Fraud – Forensic Digital, Predicting Fraud Trends – Current Issues & Rethinking Ethics in Using Technology to Deter Fraud, Training dilaksanakan selama 2 (dua) hari, dengan rincian materi sebagai berikut:
- Dilema Etika dan Pendalaman Kode Etik Profesi
-
- Refresh Kode Etik Profesi
- Dilema Etika Fraud Examiners
- Cyber Fraud & Forensic Digital
-
- Type of Cyberfraud
- Cybersecurity principles and framework
- Information Security Management System based on ISO 27K
- Digital Forensics & Incident Response
- Data Recovery on File System FAT, NTFS
- Digital Investigation Practice on 2 Types of CyberFraud
- Predicting Fraud Trends – Current Issues
-
- Emerging fraud trends, highlight several notable fraud trends that changed the landscape of fraud
- Fraud in the government and public sector, how forms of fraud have been evolving over time and the current fraud landscape
- Global fraud trends to watch out in 2024, spotlight on Financial Crime 2024
- Digitalization cybercrime, progress and potential
- Fraud risks in Central Bank Digital Currencies (CDBCs), unique fraud risk profile strategies for fraud prevention, detection, and mitigation
- New technologies shaping fraud methods, predictive analysis tool in detecting and anticipating emerging trends across industries
- Comprehensive, proactive strategies in combating fraud include a mix of criminal and civil laws, regulatory standards, and compliance requirements
- How to detect and prevent fraud, the advancement of technological tools are reshaping the entire risk management landscape
- Rethinking Ethics in Using Technology to Deter Fraud
-
- Case Background I: Skandal UK Post Office dan Horizon IT
- Case Background II: Skandal Robodebt Scheme Australia
- Kemampuan dan Kegunaan Teknologi untuk Program Anti-Fraud
- Logika Teknologi dan Kelemahannya (Data Analysis, Machine Learning, dan AI)
- Membangun Sistem yang Etis: Prinsip dan Regulasi
- Strategi Penggunaan Teknologi yang Beretika
- Konklusi dan Diskusi: What Next? Contoh Teknologi dan Rancangan Sistem Manajemen
Selama pelatihan peserta di dampingi oleh narasumber yang berpengalaman dan kompeten dibidangnya, diantaranya:
- Bambang Utoyo, M Si., CFrA.
- Mairizal Chaidir, CA, CACP, CFE, QIA
- Kombes Pol. Muhammad Nuh Al-Azhar, M.Sc., CHFI., CEI., ECIH.
- Budi Santoso, SE, Ak, MForAccy, PCGS, CA, CFE, CPA (Aust.), QIA
- Esther Roseline, SH., MA., CFE., CBE.